Belajar dari Hal Sepele
Ruang ingatan kita di Ruang Alumni kali ini akan diisi oleh alumni SMA Plus Al-Ashri Global Mandiri angkatan VI (Lulus 2018). Yuk, kita timba motivasi dan inspirasi dari putra kedua pasangan Bapak Andi Ahkam dan Ibu Andi Candra Dala, yang sekarang tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.
Oh iya, Kakak alumni yang biasa disapa Akram ini, adalah salah satu siswa yang lolos jalur undangan atau SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Waktu itu masih zaman Ujian Nasional, lho. Dan hebatnya, Kak Akram mendapatkan nilai 100 untuk mata pelajaran Fisika di Ujian Nasional. Hmmm, nggak heran sih kalo bisa lolos SNMPTN. Yuk, simak hasil wawancaranya ya!
Kesan apa yang paling diingat saat di SMA Plus Al-Ashri?
Para guru yang bersahabat, teman-teman yang hangat, membuat hari-hari belajar sangat nyaman dan membuat saya sangat mudah belajar
Dengar-dengar Kak Akram habis dari Jepang untuk kegiatan kampus, itu program apa ya?
Iya, kemarin lolos seleksi untuk ikut program pertukaran mahasiswa SUIJI (Six Universities Indonesia Japan Initiative). Ini merupakan konsorsium antara tiga perguruan tinggi di Jepang (Ehime University, Kagawa University, dan Kochi University) dan tiga perguruan tinggi di Indonesia (Unhas, IPB, UGM).
Berminat ikut seleksi karena memang tertarik dengan Jepang atau karena programnya?
Saya masih teringat anime yang pertama saya tonton di komputer saat saya masih duduk di kelas 3 SD. Nggak nyangka 12 tahun kemudian, hobi itu membuat saya mahir berbahasa Jepang dan mengantar saya ke Jepang Semua itu Allah yang atur pastinya.
Ceritakan dong perjalanan seleksinya, biar jadi inspirasi buat yang adik-adik di Al-Ashri!
Tahun 2022 awal saya coba apply ke program IISMA yang akan mengirim mahasiswa ke luar negeri selama satu semester. Saya sudah lumayan mahir bahasa Jepang, tetapi pilihan universitas Jepang tidak ada dan akhirnya saya pilih universitas di Korea. Semua persiapan dan dokumen sudah saya persiapkan, bahkan saya dapat bantuan untuk tes Bahasa Inggris dari kampus, semua terlihat lancar dan saya sangat positif. Tetapi karena kesalahan yang sangat sepele (salah pencet), saya tidak terinput sebagai pendaftar dan cerita IISMA saya berakhir di situ.
Alhamdulillah beberapa bulan kemudian program SUIJI yang hiatus 3 tahun lalu karena Corona, mulai kembali dibuka. Saya pun bergegas untuk mendaftar. Alhamdulillah, skill Bahasa Jepang saya di atas rata-rata, saya lolos seleksi dan singkat cerita saya pergi ke Jepang untuk berkegiatan selama tiga pekan.
Masyaallah… Ternyata ada cerita sedih di baliknya ya, gagal di seleksi berbeda. Inspirasi apa yaang didapat selama di Jepang sana?
Selama tiga pekan di Jepang sangat mengubah pandangan dan cara berpikir saya. Saya kagum dengan keberagaman budaya yang ada di bumi, karena Allah telah menciptakan manusia berbeda-beda. Di Jepang juga saya bertemu teman-teman Jepang dan berdiskusi berjam-jam dengan mereka mengenai apa yang bisa kita lakukan di desa yang kami tempati. Diskusi dilakukan dengan Bahasa Inggris, bahasa yang bukan bahasa ibu bagi kami semua mahasiswa Indonesia maupun Jepang. Hal itu menjadi latihan berkomunikasi yang sangat intens bagi kami semua, dan juga menjadi alasan kuat untuk melakukan apapun yang bisa dilakukan untuk menyampaikan ide dan konsep kepada lawan bicara. Skill speaking Bahasa Inggris saya meningkat drastis setelah itu, mungkin karena ada elemen “keterpaksaan” pada diskusi-diskusi tersebut.
Kalo kelanjutan dari sana, masih ada atau berakhir setelah kembali ke tanah air?
Setelah kembali dari Jepang, beberapa bulan kemudian giliran teman Jepang kami yang datang ke desa di Toraja untuk kembali belajar sambil berkontribusi di desa. Beberapa bulan kemudian orang Jepang dari universitas yang berbeda juga datang dan saya diminta menjadi penerjemah antara mereka dan penduduk desa. Tahun depannya mereka juga datang kembali dan saya diminta lagi jadi penerjemah. Saya sangat syukuri semua kesempatan ini yang Allah telah berikan.
Hikmah apa saja yang didapat dari kegagalan di IISMA ke Korea, lalu lolos SUIJI dan ke Jepang?
Jadi ini mengenai kehidupan yang kadang nggak bisa kita kendalikan. Saat saya melakukan miss di IISMA, saya selalu bertanya “Kok bisa ya? Sangat sepele masalahnya, harusnya saya ingat padahal…” Tapi mungkin hal itulah yang membuat saya bisa ikut seleksi SUIJI
Yang masih kepikiran “kenapa gini? Kenapa gitu? Harusnya gini…” mari baca Surah Yusuf dan sadari bahwa hidup itu sudah ada yang atur, jangan pikir hidup itu akan selalu berjalan sesuai yang kalian mau. Kalian mungkin akan dibuang ke sumur oleh sanak saudara sendiri, kalian mungkin akan dituduh dan dimasukkan penjara atas kejahatan yang tidak kalian lakukan, kebaikan kalian mungkin akan dilupakan orang lain. Tapi Yusuf nggak pernah lupa pada Tuhannya dan selalu berpegang teguh pada prinsip kebaikan yang Allah perintahkan. Dan segala kesedihan yang terjadi pun menuntun Yusuf ke tempat yang sangat mulia sebagai petinggi Mesir, “dan demikian Kami tempatkan Yusuf di negeri itu, dia bisa tinggal di mana saja dia mau. Kami melimpahkan rahmat kepada siapapun yang Kami hendaki, dan Kami tidak menyia-nyiakan balasan orang baik. Dan balasan akhirat lebih baik untuk orang beriman dan bertakwa” (12:56)
Sangat banyak detail kehidupan yang tidak akan bisa kita proses. Pedagang yang menjual Yusuf muda ke al-Aziz dengan harga rendah juga tidak tahu bahwa anak itu akan menyelamatkan umat manusia dari kelaparan di Mesir nanti. Bisa jadi hal yang kita anggap sepele di sekitar kita suatu saat akan menjadi kejadian besar di kehidupan kita. Siapa yang tahu semua itu? Hanya Allah. Yang bisa kita lakukan hanyalah, sebagaimana Yusuf, berusaha dan bersabar.
というわけでこれからも頑張りましょ皆
Masyaallah, inspiratif banget nih Kak Akram, pesannya dong buat adik-adik di Al-Ashri!
Saya sangat sarankan setiap orang untuk mulai mendisiplinkan diri, dari yang kurang serius belajar sampai yang sudah ranking satu dari SD, jangan terlalu merasa aman. Dan insya Allah untuk setiap upaya, kalian tidak akan dirugikan.